Suatu waktu, ada teman yang mentertawakan konsep Islam tentang kesabaran yang saya tawarkan. Kesabaran itu tiada batasnya. Apa iya?
Jelas ada, katanya..saya balik bertanya, apa batasanannya ? Kemudian meluncurlah batasan-batasan yang kian lama kian absurd, tidak pas, tidak terukur alias tidak akurat.
Waktu berlalu...
Saat ini dia bisa mengerti dan menghayati penuh konsep Islam tentang kesabaran.
Hari ini, pertanyaannya sudah meningkat, bagaimana caranya agar selalu mampu bersabar, ketika kenyataan tak sesuai harapan, ketika teori tak sesuai prakteknya, ketika kenyataan dan kepahitan hidup terus menggerus kekuatan dan keimanan.
Apa jawaban saya ?
Sederhana...
Kulakan sabar...
Dimana, dan bagaimana caranya, ia mendesak curious..hehehhe
Saya ibaratkan batere handphone, kesabaran dan keimanan kita harus selalu full agar performa handphone kita optimal. Nah, ketika dirasa sudah berkurang atau bahakan hampir habis, maka segera kita ambil charger untuk mengisi ulang batere yang hampir habis itu, jangan sampai HP kita mati gara-gara kecerobohan kita. Akan butuh waktu lama untuk booting hp yang mati kehabisan batere atau mati "terpaksa".
Terus, bagaimana cara mencharge kesabaran kita?
1. Mendekat kepada Allah Azza wa Jalla
2. Memperbanyak ibadah sunnah disamping memperbagus ibadah wajib
3. Banyak bergaul dengan orang-orang sholih
4. Banyak menyimak, menyaksikan, mendengarakan kajian dan siraman rohani
5. Memperbanyak silaturrahim
6. Menambah wawasan dengan memperbanyak pengetahuan
dan mungkin masih banyak lagi yang belum saya sebutkan.
That's why, Allah begitu mencintai orang-orang yang sabar. Mau jadi hambaNya yang dicintai?
From now on, yuk belajar dan berlatih untuk selalu bersabar.
Senin, 23 Desember 2013
Magnet itu bernama pantai
Magnet itu bernama pantai..
Sebagian besar makhluk di planet ini meyukai pantai..
Eksotismenya begitu menawan hati
Ketenangannya mendamaikan hati yang gundah gulana
Pada dasarnya setiap insan ingin berlabuh
Melabuhkan angan ataupun cita-citanya
Keindahan pantai ataupun dermaganya
Jangan sampai melenakan perjalanan kita
Perjalanan kita masih panjang, kawan...
Banyak bekal yang harus kita kumpulkan
Untuk kembali ke kampung halaman
Kampung akhirat yang kekal dan nyaman
Jaga hati, jaga iman....
Selasa, 17 Desember 2013
Honey...
Rajut merajut
Kekal rasaku
Menerpa kisah
Budi aku tabur
Rasapun tersemai
Kaupun berpura
Bak semalu
Tertunduk membisu
Dalam sepi
Menjadi rutinku
Mengemis kasihmu
Kaupun bergeming
Hingga aku bertanya
Honey...
Siapa aku disisimu
Di rongga diri
Doa selalu berbunga
Namun...
Indahnya swargaloka
Tak aku temui jua
Musabab
Syahdu kasihmu
Yang belum pernah aku kecap
Serupa siluet lukisan monalisa
Aku tersentak
Kau tiada pernah di sisi
Honey...
Biarlah
Mamiri itu berlalu
Membawa kisah ini
Ke sebelah awan itu
Agar tertulis
Di tepi-tepi
Garis bintangNya
Honey...
Jika saja langit hari tak menggelanyut awan hitam
Dapat kau lihat
Bagaskara trus berlari ke ufuk barat
Rajut merajut
Kekal rasaku
Menerpa kisah
Budi aku tabur
Rasapun tersemai
Kaupun berpura
Bak semalu
Tertunduk membisu
Dalam sepi
Menjadi rutinku
Mengemis kasihmu
Kaupun bergeming
Hingga aku bertanya
Honey...
Siapa aku disisimu
Di rongga diri
Doa selalu berbunga
Namun...
Indahnya swargaloka
Tak aku temui jua
Musabab
Syahdu kasihmu
Yang belum pernah aku kecap
Serupa siluet lukisan monalisa
Aku tersentak
Kau tiada pernah di sisi
Honey...
Biarlah
Mamiri itu berlalu
Membawa kisah ini
Ke sebelah awan itu
Agar tertulis
Di tepi-tepi
Garis bintangNya
Honey...
Jika saja langit hari tak menggelanyut awan hitam
Dapat kau lihat
Bagaskara trus berlari ke ufuk barat
Senin, 09 Desember 2013
Another poem
Dawai hati
Rindu dalam titian biru
Namamu kian syahdu
Meliuk
Melambai
Dalam kalbu
Cintaku yang tiada jemu
Kan ku semai di sepanjang waktu
Karna kaulah
Binar-binarku
Ketika kau hadir
Ada rasa damai dalam hati
Kepadamu
Resah ini aku tambat
Seakan aku matikan semua rasa tuk semua
Hati batin ini masih milikmu
Hingga di penghujung waktu
Rindu dalam titian biru
Namamu kian syahdu
Meliuk
Melambai
Dalam kalbu
Cintaku yang tiada jemu
Kan ku semai di sepanjang waktu
Karna kaulah
Binar-binarku
Ketika kau hadir
Ada rasa damai dalam hati
Kepadamu
Resah ini aku tambat
Seakan aku matikan semua rasa tuk semua
Hati batin ini masih milikmu
Hingga di penghujung waktu
LOVE POEM
Han...
mamiri pagi begitu sepoi
menerpa wajahku nan sepi
gegunung itu di tempatnya begitu perkasa
namun...
tak sedigdaya batin yang dilanda lara
bebukit itupun rapi
tinggi rendahnya begitu mencipta ritme alam yang begitu syahdu
tapi tidak begitu dengan batinku
yang kini dirundung pilu
musabab...
rindu rindu yang tak bertuan
han...
aku kan selalu mencoba
semai benih-benih itu...
dengan sisa bayang rinai tawamu...
yang telah begitu melabuh palung atmaku....
mamiri pagi begitu sepoi
menerpa wajahku nan sepi
gegunung itu di tempatnya begitu perkasa
namun...
tak sedigdaya batin yang dilanda lara
bebukit itupun rapi
tinggi rendahnya begitu mencipta ritme alam yang begitu syahdu
tapi tidak begitu dengan batinku
yang kini dirundung pilu
musabab...
rindu rindu yang tak bertuan
han...
aku kan selalu mencoba
semai benih-benih itu...
dengan sisa bayang rinai tawamu...
yang telah begitu melabuh palung atmaku....
Selasa, 03 Desember 2013
BELAJAR ITU MENYENANGKAN
Bertemu kawan lama, menyambung kembali silaturrahim, menambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan lainnya. Pada dasarnya Islam mengajarkan kita untuk terus belajar, menggali potensi diri, membaca fenomena alam ciptaan Sang Maha Indah, sepanjang usia.
Tak ada kata terlambat untuk belajar.
Konsep 'iqra' dalam Al-quran, bukan hanya berhenti pada kata iqra' semata, setelahnya ada bismirabbukalladzi khalaq, artinya bahwa setiap kita belajar membaca, apapun...harus dengan tidak melupakan prinsip-prinsip ketuhanan.
Menjadi guru autentik, bukan hal yang mudah. Bukan hanya sekedar mengajar, namun juga mendidik. Guru di sekolah manusia, mestinya juga harus seseorang yang benar-benar 'manusia'.
BISMILLAH....
Tak ada kata terlambat untuk belajar.
Konsep 'iqra' dalam Al-quran, bukan hanya berhenti pada kata iqra' semata, setelahnya ada bismirabbukalladzi khalaq, artinya bahwa setiap kita belajar membaca, apapun...harus dengan tidak melupakan prinsip-prinsip ketuhanan.
Menjadi guru autentik, bukan hal yang mudah. Bukan hanya sekedar mengajar, namun juga mendidik. Guru di sekolah manusia, mestinya juga harus seseorang yang benar-benar 'manusia'.
BISMILLAH....
Langganan:
Postingan (Atom)